CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Rabu, 04 Juni 2014

BENTUK-BENTUK UTAMA DALAM TERAPI

1. Supportive Therapy (Terapi Suportif)

      a.  Definisi Supportive Therapy (Terapi Suportif)
      Supportive Therapy adalah suatu terapi yang tidak merawat atau memperbaiki kondisi yang mendasarinya, melainkan meningkatkan  kenyamanan pasien. 

b. Tujuan Supportive Therapy (Terapi Suportif)
                 Menurut Kembaren (2009), tujuan dari supportive therapy adalah untuk menguatkan daya tahan mental yang telah dimilikinya, mengembangkan mekanisme daya tahan mental yang baru dan yang lebih baik untuk mempertahankan fungsi pengontrolan diri serta meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap lingkungan. 

c. Metode Supportive Therapy (Terapi Suportif)
              Penyembuhan supportif ini dapat menggunakan beberapa metode dan  teknik pendekatan, antara lain :
-  Bimbingan (Guidance)
-  Mengubah lingkungan (Environmental Manipulation)
-  Pengutaraan dan penyaluran arah minat
Tekanan dan pemaksaan
-  Penebalan perasaan (Desensitization)
-  Penyaluran emosional
-  Sugesti
-  Penyembuhan inspirasi berkelompok (Inspirational Group Therapy)

2. Reeducative Therapy

a. Definisi Reeducative Therapy
            Reeducative therapy membangkitkan pengertian pada penderita tentang konflik-konflik jiwa yang dikandungnya,yang terutama terletak dalam alam sadarnya.terapi ini lebih banyak menempatkan konflik konflik alam sadar, dengan usaha berencana untuk menyesuaikan diri kembali, memodifikasi tujuan dan membangkitkan serta mempergunakan potensi-potensi kreatif yang ada.
       
b. Tujuan Reeducative Therapy
            Reeducative therapy adalah suatu metode penyembuhan yang mempunyai bertujuan untuk mengusahakan penyesuaian kembali, perubahan atau modifikasi sasaran/tujuan hidup, dan untuk menghidupkan kembali potensi.

c. Metode Reeducative Therapy
     Adapun metode yang dapat digunakan yaitu:
      -   Penyembuhan sikap (attitude therapy)
      -   Wawancara (interview psychtherapy)
      -   Penyembuhan terarah (directive therapy)
      -   Psikodrama

3.     Reconstructive Therapy
a. Definisi Reconstructive Therapy 
           Reconstructive therapy adalah terapi yang menyelami alam tak sadar melalui teknik seperti asosiasi bebas, interpretasi mimpi, analisa daripada transfersi.

b. Tujuan Reconstructive Therapy 
              Reconstructive therapy mempunyai tujuan untuk menimbulkan pemahaman terhadap konflik yang tidak disadari agar terjadi perubahan struktur karakter dan untuk perluasan pertunbuhan kepribadian dengan mengembangkan potensi.

c.  Metode Reconstructive Therapy 
Metode dan teknik pendekatannya diantaranya :
           -  Psikoanalisis
           -  Pendekatan transaksional (transactional therapy)
-     Penyembuhan analitik berkelompok

Sumber:
-staff.uny.ac.id/sites/default/files/scan0003_6.pdf
-eprints.uny.ac.id/4154/1/Silabi_Psikoterapi_ok.pdf

Sabtu, 03 Mei 2014

PERBEDAAN PSIKOTERAPI DAN KOSELING


A. Pengertian Konseling
    Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli (disebut konselor/pembimbing) kepada individu yang mengalami sesuatu masalah (disebut konsele) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Konseling berlangsung dalam jangka waktu yang relative singkat,bersifat antar pribadi, sesuai dengan teori-teori yang ada, dilakukan oleh orang yang ahli di bidangnya serta sesuai dengan etika dan aturan-aturan yang ada yang berpusat pada pemberian bantuan kepada orang-orang yang pada dasarnya mengalami gangguan psikologis agar orang-orang yang menyimpang dan mengalami masalah situsional dapat kembali normal.

B. Pengerrtian Psikoterapi
  Psikoterapi adalah proses difokuskan untuk membantu menyembuhkan dan konstruktif belajar lebih banyak bagaimana cara untuk menangani masalah atau isu-isu dalam kehidupan seseorang. Hal ini juga dapat menjadi proses yang mendukung ketika akan melalui periode yang sulit atau stres meningkat, seperti memulai karier baru atau akan mengalami perceraian (haryanto, 2010).

C. Perbadaan antara konseling dan psikoterapi
   Perbedaan konseling dan psikoterapi berdasarkan pendapat dari beberapa tokoh, yaitu:

a.Brammer & Shostrom (dalam Singgih, 2007) mengemukakan bahwa:
1.Konseling ditandai oleh adanya terminology seperti: “educational, vocational, supportive, situational, problem solving, conscious awerness, normal, present-time dan short-term.
2.Sedangkan psikoterapi ditandai oleh “supportive (dalam keadaan krisis), reconstructive, depthemphasis, analytical, focus on the past, neurotics and other severe emotional problems and long-tern”.

b. Konseling dan psikoterapi merupakan intervensi yang        dilakukan oleh orang ahli untuk orang yang datang padanya.  Keduanya merupakan interaksi antara seorang profesional    dengan orang yang minta bantuan profesinya, baik konseling    maupun psikoterapi merupakan proses persuasi.

c. Corey (1988) mendefinisikan perbedaan konseling dan konselor sebagai berikut :
1) Konseling
-  peningkatan kesadaran dan kemungkinan memilih
-  berjangka pendek
-  difokuskan pada masalah
-  membantu individu untuk menyingkirkan hal-hal yang          menghambat pertumbuhannya
- individu dibantu untuk menemukan sumber-sumber pribadi     agar bisa hidup lebih efektif
2) Psikoterapi
- Difokuskan pada proses-proses tak sadar
- Berurusan dengan pengubahan struktur kepribadian
- Mengarah pada pemahaman diri yang intensif tentang dinamika-dinamika yang bertanggung jawab atas terjadinya krisis-krisis kehidupan ketimbang hanya berurusan dengan usaha mengatasi krisis kehidupan tertentu.

d. Prawitasari (2002) mengemukakan bahwa konseling adalah suatu pemecahan masalah yang disediakan oleh konselor sedangkan psikoterapi adalah lebih kepada proses koreksi pengalaman emosi.

e. Perbedaan konseling dan psikoterapi didefinisikan oleh Pallone (1977) dan Patterson (1973) yang dikutip oleh Thompson dan Rudolph (1983), sebagai berikut:
KONSELING
PSIKOTERAPI
    1.    Klien
    1.    Pasien
    2.    Gangguan yang kurang serius
    2.    Gangguan yang serius
    3.    Masalah: Jabatan, Pendidikan, dsb
    3.  Masalah kepribadian dan pengambilan
          keputusan
    4.    Berhubungan dengan pencegahan
    4.    Berhubungan dengan penyembuhan
    5.  Lingkungan pendidikan dan non medis
    5.    Lingkungan medis
    6.    Berhubungan dengan kesadaran
    6.    Berhubungan dengan ketidaksadaran
    7.    Metode pendidikan
    7.    Metode penyembuhan





SUMBER


Haryanto, D, & Ariani, N. (2010). Pembelajaran Multimedia di Sekolah. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Selasa, 18 Maret 2014

Artikel 1: PENGERTIAN PSIKOTERAPI

      Psikoterapi adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan proses mengobati gangguan psikologis dan tekanan mental. Selama proses ini, psikoterapis terlatih membantu klien mengatasi masalah khusus atau umum seperti penyakit mental tertentu atau sumber stres kehidupan. Tergantung pada pendekatan yang digunakan oleh terapis, berbagai macam teknik dan strategi dapat digunakan. Namun, hampir semua jenis psikoterapi melibatkan mengembangkan hubungan terapeutik, berkomunikasi dan menciptakan dialog dan bekerja untuk mengatasi pikiran bermasalah atau perilaku.
     Psikoterapi (psychotherapy) adalah pengobatan alam pikiran, atau lebih tepatnya, pengobatandan perawatan gangguan psikis melalui metode psikologis. Istilah ini mencakup berbagai teknik yang bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi gangguan emosionalnya dengan caramemodifikasi perilaku, pikiran dan emosinya, sehingga individu tersebut mampumengembangkan dirinya dalam mengatasi masalah psikisnya.
     Psikoterapi (Psychotherapy) berasal dari dua kata, yaitu "Psyche" yang artinya jiwa, pikiran atau mental dan "Therapy" yang artinya penyembuhan, pengobatan atau perawatan. Oleh karena itu, psikoterapi disebut juga dengan istilah terapi kejiwaan, terapi mental, atau terapi pikiran.
Pengertian psikoterapi menurut para ahli:
a.Wolberg (dalam Phares dan Trull 2001), mengungkapkan bahwa psikoterapi merupakan suatu bentuk perlakuan atau tritment terhadap masalah yang sifatnya emosional. Dengan tujuan:
- Menghilangkan simtom untuk mengantarai pola perilaku yang       terganggu
- Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi yang positif
b. Corsini (1989) mengungkapkan psikoterapi sebagai suatu proses formal dan interaksi antara dua pihak yang memiliki tujuan:
  Memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan (distress) pada salah 1 pihak karena tidak berfungsinya / ketidakmampuan pada fungsi kognitif, afeksi atau perilaku, dengan terapis berusaha mengembangkan memelihara atau mengubahnya dengan menggunakan metode2 sesuai pengetahuan & skill, serta bersifat profesional & legal.
c.Whitaker dan Malone (1953), psikoterapi adalah semua upaya untuk mempercepat pertumbuhan manusia sebagai pribadi.
d.Carl Jung, menjelaskan bahwa psikoterapi  telah melampaui asal-usul medisnya dan tidak lagi merupakan suatu metode perawatan orang sakit. Psikoterapi kini juga digunakan untuk orang sehat atau pada mereka yang mempunyai hak atas kesehatan psikis yang penderitaannya menyiksa kita semua. Menurut pendapat  Jung, bangunan psikoterapi selain digunakan untuk fungsi kuratif (penyembuhan), juga berfungsi preventif (pencegahan), dan konstruktif (pemeliharan dan pengembangan jiwa yang sehat).


Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa psikoterapi adalah suatu penanganan pengobatan psikologis untuk mempercepat pertumbuhan manusia sebagai pribadi dengan membangun suatu interaksi antara klien dan terapis yang menggunakan psinsip psikologis dalam membantu menghasilkan suatu perubahan dalam tingkah laku, pikiran dan perasaan klien agar klien  dapat mengatasi tingkah laku abnormalnya dan memecahkan masalah-masalah dalam hidupnya atau bahkan dapat berkembang menjadi seorang individu yang normal.

Sumber:
Gunarsa, S.D. 2004. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Mappiare, Andi. 1992. Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT Raja Grafindo
http://psychology.about.com/od/psychotherapy/a/what-is-psychotherapy.htm
http://www.psychologymania.com/2011/10/pengertian-psikoterapi.html

Sabtu, 11 Januari 2014

KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN


A. Definisi Komunikasi
    Menurut Carld I Hoveland (dalam Arifin, 1982) komunikasi adalah proses dengan mana seorang individu (komunikator) mengoperkan stimuli (biasanya menggunakan lambang-lamabang bahasa) untuk mengubah tingkah laku individu (komunikan) yang lain. Dalam definisi hovelan ini, komunikasi bukan hanya  sekedar penyampaian pesan, melainkan juga dengan tujuan mengubah tingkah laku orang lain. Di sini jelas bahwa masalahpengaruh pesan itu merupakan juga bagian yang penting dalam komunikasi.

B. Proses Komunikasi

Ø  Pengkodean (Encoding) pengiriman mengkodean informasi yang akan disampaikan diterjemahkan ke dalam simbol atau isyarat yang biasanya dalam bentuk kata-kata agar orang lain mengerti tentang informasi yang disampaikannya.
Ø  Pesan (Message) pesan dapat dalam segala bentuk yang biasanya dapat dirasakan atau dimengerti satu atau lebih dari indra penerima, misalnya pidato dapat di dengar dan jika tertulis dapat di baca, isyarat dapat dilihat atau dirasakan.
Ø  Saluran (Channel) adalah cara mentrasmisikan (menyampaikan) pesan, misalnya kertas untuk surat, udara untuk kata-kata yang diucapkan. Agar komunikasi dapat efektif dan efisien. Saluran (media) harus sesuai untuk pesan.
Ø  Penerima (Recaiver) adalah orang yang menafsirkan pesan dari penerima, jika pesan tidak sampai kepada penerima. Komunikasi tidak terjadi.
Ø  Penafsiran Kode (Decoding) adalah proses dimana penerima mentafsirkan pesan dan menterjemahkannya menjadi informasi yang berarti baginya. Semakin tepat penafsiran penerima terhadap pesan yang dimaksudkan oleh pengirim, makin efektif komunikasi yang terjadi.
Ø  Umpan Balik (Feedback) adalah pembalik dari proses komunikasi dimana reaksi terhadap komunikasi pengirim dinyatakan. Karena penerima menjadi pengirim, umpan balik mengalir lewat langkah yang sama seperti semula. Semakin cepat umpat balik semakin efektif dalam komunikasi.

C. Hambatan Komunikasi
  Di dalam komunikasi selalu ada hambatan yang dapat mengganggu kelancaran jalannya proses komunikasi. Menurut Ron Ludlow dan Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif yaitu :
a.Status Effect
Adanya perbedaan status sosial yang dimiliki setiap manusia. Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.

b.Semantic Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaannya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan semantik ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada selanjutnya dapat menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan  pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai, dan lain-lain.

c.Perceptual Distortion
Perceptual Distortion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit diri sendiri dan perbedaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terdapat perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.

d. Cultural Differences
 Hambatan yang terjadi karena disebabkan oleh adanya perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti yang berbeda di tiap suku. Contohnya : kata "jangan" dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut sebagai suatu jenis makanan berupa sup.

e.Physical Distraction
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi.
Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.

f.Poor choice of communication channels
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan misalnya sambungan telepon yang tak terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.

g.No Feed Back
Hambatan tersebut adalah seorang sender yang mengirimkan pesan kepada receiver namun tidak ada respon dan tanggapan dari receiver, maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Contohnya : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang di tunjukkan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.

Adapun hambatan terhadap komunikasi yang efektif yaitu :
1.Mendengar
2.Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang   kita ketahui.
3.Menilai sumber
4.Persepsi yang berbeda
5.Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda
6.Sinyal nonverbal yang tidak konsisten
7.Pengaruh emosi
8.Gangguan


D. Definisi Komunikasi Interpersonal Efektif
Devito (dalam Liliweri, 1991) didefinisikan komunikasi interpersonal sebagai pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik secara langsung. Selanjutnya bahwa komunikasi interpersonal, individu selain menunjukkan perhatian juga menunjukkan seberapa jauh perhatian itu diberikan. Semakin besar interaksi interpersonal yang ada menunjukkan semakin besar perhatian seseorang pada orang lain yang diajak komunikasi, sebaliknya semakin sedikit komunikasi interpersonal yang terjadi semakin kecil orang memperhatikannya.

E. Komunikasi Interperonal Efektif dalam Organisasi
Komunikasi dalam organisasi atau perusahaan dapat menentukan efektif atau tidaknya dalam suatu penyampaian pesan atau perintah antar anggota organisasi, baik antara atasan dengan bawahan (downward communication), bawahan dengan atasan (upward communication), maupun antar anggota yang jabatannya setaraf (lateral communication). Adapun komunikasi interpersonal efektif dalam suatu organisasi mencakup dua bagian yaitu:
a.      Componencial
Menjelaskan komunikasi antar pribadi dengan mengamati komponen-komponen utamanya, dalam hal ini adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik dengan segera.
b.      Situational
Interaksi tatap muka antara dua orang dengan potensi umpan balik langsung dengan situasi yang mendukung disekitarnya.

KESIMPULAN

              Komunikasi adalah proses dengan mana seorang individu (komunikator) mengoperkan stimuli (biasanya menggunakan lambang-lamabang bahasa) untuk mengubah tingkah laku individu (komunikan) yang lain.
            Fungsi komunikasi interpersonal yang efektif ialah membentuk dan menjaga hubungan baik antar individu, menyampaikan pengetahuan, mengubah sikap dan perilaku, pemecahan masalah hubungan antar pribadi dan citra diri menjadi lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Abwar. 1982. Strategi Komunikasi. Bandung: Armic
Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antarpribadi. Bandung : Citra Aditya Bakti

Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu, Edisi Pertama