TEORI
KEPRIBADIAN SEHAT
Dibawah ini adalah pandangan beberapa tokoh psikologi
mengenai teori kepribadian sehat, diantaranya:
A. Allport
Allport
mengakui bahwa masa kanak-kanak mempunyai andil dalam mewujudkan pribadi yang
sehat, hanya saja hubungan itu tidak bersifat fungsional yang berkesinambungan.
Menurut Allport peranan orang tua (ibu) mempengaruhi perkembangan proprium
anak. Jika seorang anak mendapat kasih sayang yang cukup, perasaan aman, akan
menumbuhkan identitas diri dan diri akan meluas. Demikian pula jika seorang
anak yang dibesarkan dalam kondisi tidak aman, agresif, penuh tuntutan,
egosentris, pertumbuhan psikologisnya berkurang. Sebagai seorang dewasa, orang
itu akan dikontrol oleh dorongan masa kanak – kanak dan oleh keinginan dan
konflik dan mungkin mengembangakan suatu bentuk sakit jiwa.
Karakteristik Kepribadian yang Sehat
Menurut Allport
a. Memiliki kebutuhan yang terus
menerus dan bervariasi serta menyukai tantangan-tatangan baru.
b. Tidak menyukai hal-hal yang rutin
dan mencari pengalaman-pengalaman baru.
c. Mengambil risiko, berspekulasidan
menyelidiki hal-hal baru.
d. Aktivitas yang menghasilkan
ketegangan.
e. Melalui tantangan dan pengalaman
baru manusia dapat bertumbuh dan berkembang.
f. Pribadi sehat berfungsi secara
sadar dan menyadari sepenuhnya kekuatan-kekuatan yang membimbing dan dapat
mengontrol kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
g. Pribadi yang matang tidak
dikontrol oleh traumadan konflik mas kanak-kanak.
h. Kebahagiaanbukan suatu tujuan
hidup melainkan hasil dari keberhasilan integrasi kepribadian dalam mengejar
inspirasi dan tujuan hidupnya.
i. Kepribadian yang sehat “prinsip
penguasaan dan kemampuan” Principle
of mastery and competency.
j. Proprium “Self” = Setiap pribadu memiliki keunikan
masing-masing.
Bagaimana
Kepribadian yang Sehat??
a) Perluasan Perasaan Diri.
Orang yang matang adalah mereka yang
mengembangakan perhatian di luar dirinya. Tidak hanya sekedar berinteraksi
dengan sesuatu di luar dirinya, namun ia akan berpartisipasi penuh dan total ”
partisipasi otentik yang dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana yang
penting dari usaha manusia ”.
Aktivitas yang dimaksud oleh
Allpport adalah yang relevan bagi diri, meningkatkan kemampuan, dan membuat kita
enjoy melakukannya. Kesehatan psikologis seseorang berbanding lurus dengan
peranannya terhadap aktivitas yang dilakukkan.
b) Hubungan Diri yang Hangat dengan
Orang Lain
Orang yang sehat secara psikologis
mampu memperlihatkan cinta terhadap orang tua, teman, dan anak . Terdapat
perbedaan antara cinta orang yang neurosis dan cinta dari pribadi yang sehat.
Orang yang neurosis harus menerima cinta lebih banyak daripada kemampuan mereka
untuk memberinya, dan syarat akan kewajiban. Sedangkan cinta dari pribadi yang
sehat adalah tanpa syarat, tidak melumpuhkan, sabar terhadap tingkah laku orang
lain, serta tidak mengadili atau menghukumnya
c) Keamanan Emosional
Kepribadian yang sehat mampu
menerima semua segi yang terdapat pada mereka, termasuk segala kelemahan dan
kekurangan tanpa menyerah secara pasif. Orang yang sehat mampu hidup dengan
segi lain dalam kodratnya, dengan memilki sedikit konflik, baik dengan diri
sendiri terlebih dengan masyarakat. Kepribadian yang sehat juga mampu menerima
emosi – memosi manusia; bukan tawanan dari rasa emosinya. Mereka juga mampu
mengontrol emosi, sehingga tidak mengganggu aktivitas antar pribadi. Kualitas
lain dari keamana emosional adalah ” sabar terhadap kekecewaan ”. Orang yang
sehat akan sabar dalam menghadapi kemunduran, tidak menyerah pada kekecewaan,
melainkan mampu memikirkan jalan keluar untuk mencapai tujuan.
d) Persepsi realistis
Orang yang sehat memandang dunia
mereka secara objektif. Mereka tidak memepercaai bahwa orang di luar dirinya
dan lingkungan bersikap kurang bersahabat atau semuanya baik menurut prasangka
pribadi terhadap realitas
e) Keterampilan dan Tugas
Keberhasilan dalam pekerjaan
menunjukkan keterampilan dan bakat tertentu. Menurt Allport orang yang sehat
tidak akan tidak mengarahkan keterampilan pada pekerjaan. Komitmen pada orang
sehat begitu kuat sehingga mengantarkan mereka pada kesanggupan menenggelamkan
semua pertahanan yang berhubungan dengan ego dan dorongan ketika terbenam dalam
pekerjaan
Pekerjaan dan tanggung jawab
memberikan arti dan perasaan kontinuitas hidup. Kematangan dan kesehatan
psikologis tidak akan tercapai tanpa melakaukan aktivitas yang penting dan
melakukannya dengan penuh dedikasi, komitmen, dan keterampilan – keterampilan.
f) Pemahaman Diri
Usaha untuk memahami diri secara
obyektif mulai pada awal kehidupan dan tidak akan pernah berhenti, tetapi ada
kemungkinan mencapai suatu tingkat pemahaman diri (self-objectification)
tertentu yang berguna dalam setiap usia. Tentunya kepribadian yang sehat akan
mencapai suatu tingkat pemahaman diri yang lebih tinggi daripada orang-orang
yang neurotis.
Orang yang memiliki tingkat
pemahaman diri yang tinggi atau wawasan diri tidak mungkin memproyeksikan
kualitas-kualitas pribadinya yang negatif kepada orang lain. Biasanya orang
seperti ini akan diterima dengan lebih baik oleh orang lain. Allport mengatakan
bahwa orang yang memiliki wawasan diri yang lebih baik adalah lebih cerdas
daripada orang yang memiliki wawasan diri yang kurang.
g) Filsafat Hidup yang Mempersatukan
Orang yang sehat tentunya akan
melihat ke depan, yang didorong oleh tujuan-tujuan dan rencana-rencana jangka
panjang. Menurut Allport, dorongan yang mempersatukan adalah arah (directness),
dan lebih terlihat pada kepribadian yang sehat daripada orang yang neorotis.
Arah akan membimbing semua segi kehidupan seseorang menuju suatu tujuan serta memberikan seseorang alasan untuk hidup.
Kerangka untuk tujuan khusus itu adalah ide tentang nilai-nilai. Menurut Allport nilai-nilai sangat penting bagi perkembangan suatu filsafah hidup yang mempersatukan. Suara hati juga ikut berperan dalam suatu filsafah hidup yang mempersatukan. Allport berpendapat bahwa, terdapat perbedaan antara suara hati yang matang dan suara hati yang tida matang atau neurotis. Suara hati yang matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tanggung jawab terhadao diri sendiri dan kepada orang lain, dan mungkin berakar dalam nilai-nilai agama atau etis, sedangkan suara hati yang tidak matang sama seperti sura hati kanak-kanak yang patuh dan membudak, penuh dengan pembatasan dan larangan yang dibawa dari masa kanak-kanak kedalam masa dewasa.
Kerangka untuk tujuan khusus itu adalah ide tentang nilai-nilai. Menurut Allport nilai-nilai sangat penting bagi perkembangan suatu filsafah hidup yang mempersatukan. Suara hati juga ikut berperan dalam suatu filsafah hidup yang mempersatukan. Allport berpendapat bahwa, terdapat perbedaan antara suara hati yang matang dan suara hati yang tida matang atau neurotis. Suara hati yang matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tanggung jawab terhadao diri sendiri dan kepada orang lain, dan mungkin berakar dalam nilai-nilai agama atau etis, sedangkan suara hati yang tidak matang sama seperti sura hati kanak-kanak yang patuh dan membudak, penuh dengan pembatasan dan larangan yang dibawa dari masa kanak-kanak kedalam masa dewasa.
B. Carl Rogers
Orang
yang sehat menurut Rogers adalah orang yang bisa mengaktualisasikan
dirinya. Aktualisasi diri terjadi berkesinambungan, tidak statis.
Aktualisasi diri adalah suatu proses yang sulit dan terkadang menyakitkan.
Berkembangnya konsep diri yang sehat tergantung dari pengalman masa kecil anak
akan pnerimaan dan cinta kasih (ibu).
a) Terdapat tiga gambaran umum
aktualisasi diri
1. Aktualisasi diri bukanlah merupakan
keadaan yang menetap, melainkan suatu proses yang kontinu.
2. Aktualisasi diri merupakan proses
yang sukar bahkan terkadang menyakitkan sehingga diperlukan keberanian untuk
menjalaninya. Hal ini juga menunjukkan bahwa orang yang mengaktualisasikan diri
tidaklah berbahagia di setiap masanya. Kebahagiaan itu akan timbul sebagai efek
dari aktualisasi diri ini.
3. Orang yang mengaktualisasikan
diri adalah benar-benar diri mereka sendiri dan tidak bersembunyi di balik
topeng ataupun menyembunyikan sebagian dari dirinya.
b) Di samping ketiga hal umum
tersebut, lima tanda-tanda orang yang melakukan aktualisasi diri adalah sebagai
berikut:
1. Terbuka pada pengalaman
Orang
yang tidak mengembangkan penghargaan positif bersyarat akan mengembangkan sikap
yang terbuka pada pengalaman. Pengalaman tidak hanya diterima namun juga
dimanfaatkan untuk mengembangkan persepsi dan ungkapan baru. Saat mengalami
pengalaman, orang yang demikian lebih mengalami emosi yang lebih kuat, baik
emosi positif maupun negatif, dibanding orang yang defensif.
2. Kehidupan eksistensial
Orang
yang berfungsi sepenuhnya, aktualisasi diri, akan hidup sepenuhnya dalam setiap
momen kehidupan karena ia terbuka pada setiap pengalaman. Ia tidak akan
beperasangka dan mudah menyesuaikan diri terhadap pengalaman sehingga tidak
harus memanipulasi apa yang dialaminya. Menurut Rogers, kehidupan eksistensial
ini merupakan ciri terpenting kepribadian yang melakukan aktualisasi
diri/keperibadian yang sehat.
3. Kepercayaan terhadap organisme
orang sendiri
Orang
yang mengaktualisasikan diri akan terbuka pada pengalaman sehingga ia menerima
semua informasi yang ada, bahkan dari segi selain pikirannya. Organismenya
secara keseluruhan, baik sadar dan tak sadar, faktor emosional maupun
intelektual, akan menyerap semua informasi yang diterima. Hal ini menjadikannya
dalam membuat keputusan dapat mempercayai organismenya sendiri, intuisinya,
impuls-impuls yang timbul seketika. Ia menjadi spontan namun tidak terburu-buru
(tidak mempertimbangkan konsekuensi tindakan). Ia percaya dirinya sendiri.
4. Persaaan bebas
Orang
yang sehat dapat memilih dengan bebas dapat memilih dengan bebas tanpa
rintangan atau paksaan antara alternatif pikiran dan tindakan. Ia memiliki
perasaan berkuasa secara peribadi mengenai kehidupan. Karena merasa bebas dan
berkuasa, ia menjadi mampu melihat banyaknya pilihan dalam kehidupan dan mampu
melakukan pilihan-pilihan tersebut sesuai kehendaknya.
5. Kreativitas
Dengan
ciri-ciri di atas membawa akibat yaitu orang yang sehat adalah orang yang kreatif.
Kreativitas dan spontanitas orang yang mengaktualisasikan diri menjadikannya
pantas untuk menjadi barisan depan dalam proses evolusi manusia.
c) Menurut rogers manusia yang rasional dan sadar, tidak dikontrol oleh
peristiwa-peristiwa pada masa kanak-kanak. Pengalaman-pengalaman masa lampau
mempengaruhi cara bagaimana kita memandang masa sekarang yang pada gilirannya
mempengaruhi tingkat kesehatan psikologis kita.
d) Positive Regard, suatu kebutuhan yang memaksa dan dimiliki semua orang.
Semua anak terdorong untuk mencari positive regard. Akan tetapi tidak setiap
anak akan menemukan kepuasan yang cukup akan kebutuhan yang ini. Anak puas
kalau dia menerima kasih sayang, cinta, dan persetujuan dari orang lain, tetapi
ia akan kecewa kalau dia menerima celaan dan kurang mendapat cinta dan kasih
sayang.
e) Self concept yang berkembang dari anak itu sangat dipengaruhu oleh ibu.
Namun jika si-ibu tidak memberikan positive regard kepada anak, anak
akan menjadi peka terhadap suatu tanda penolakan. Dalam hal ini anak
mengharapkan bimbingan dan tingkah lakunya dari orang lain, bukan dari dirinya
sendiri. Karena ia telah merasa kecewa, maka kebutuhan positive regard
sekarang bertambah kuat, anak bekerja keras untuk positive regard dengan
mengorbankan aktualisasi diri.
f) Kasih sayang yang diterima anak adalah syarat tingkah
laku yang baik.
Karna ia mengembangkan conditional positive regard maka ia
menginternalisasikan sikap-sikap ibu dan menerapkannya pada dirinya sendiri.
Dalam keadan ini berarti bahwa anak itu merasa suatu perasaan harga dirinya
dalam syarat-syarat tertentu.
g) Syarat utama timbulnya kepribadian sehat adalah
penerimaan “penghargaan positif tanpa syarat” (unconditional positive regard) pada masa kecil. Hal ini berkenbang
apabila ibu memberikan cinta dan kasih sayang tanpa memperhatikan anak
bertingkah laku. Cinta yang diberikan debgan bebas ini bagi anak itu menjadi
sekumpulan norma dan standar yang diinternalisasikan.
h) Unconditional positive regard tidak menghendaki bahwa semua
pengekangan terhadap tingkah laku anak tidak ada; tidak berarti bahwa anak
diperbolehkan melakukan apa saja yang diinginkan tanpa dinasihati.
C. Abraham Maslow
Menurut
Maslow, setiap individu memiliki potensi untuk berkembang (Personal growth).
Dalam menjelaskan kebutuhan manusia, Maslow membntuk hirarki kebutuhan menjadi:
1. Kebutuhan Fisiologis
2. Kebutuhan Rasa aman
3. Kebutuhan Kasih sayang
4. Kebutuhan Penghargaan
5. Aktualisasi Diri
Ciri-ciri pribadi yang sehat menurut
Abraham maslow:
1. Menerima realitas secara tepat
Orang-orang yang sangat sehat
mengamati objek-objek dan orang-orang di dunia sekitarnya secara objektif,
teliti terhadap arang lain, mampu menemukan denagn cepat penipuan dan
ketidakjujuran. Mereka bersandar semata-mata pada keputusan dan persepsi mereka
sendiri serta tidak terdapat pandangan-pandangan yang berat sebelah atau
prasangka-prasangka.
Kepribadian-kepribadian yang tidak
sehat mengamati dunia menurut ukuran-ukuran subyektif mereka sendiri, memaksa
dunia untuk mencocokannya dengan bentuk ketakutan-ketakutan,
kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai. Semakin objektif kita mampu menggambarkan
kenyataan, maka semakin baik kemampuan kita untuk berpikir secara logis, untuyk
mencapai kesimpulan-kesimpulan yang tepat, dan pada umumnya untuk menjadi
efisien secara intelektual.
2. Menerima diri dan orang lain apa
adanya
Orang-orang yang mengaktualisasikan
diri menerima diri mereka. Kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan mereka
tanpa keluhan atas kesusahan. Sesungguhnya, mereka tidak terlampau banayk
memikirkannya. Meskipun individu-individu yang sangat sehat ini memiliki
kelemahan–kelemahan atau cacat-cacat, tetapi mereka tidak merasa malu atau
merasa bersalah terhadap hal-hal tersebut. Karena orang-orang sehat ini begitu
menerima kodrat mereka, maka mereka tidak harus mengubah atau memlsukan diri
mereka. Mereka santai dan puas denagn diri mereka dan penerimaan ini berlaku
bagi semua tingkat kehidupan.
Sebaliknya, orang-orang neurotis
dilumpuhkan oleh persaan malu atau perasaan salah atas kelemahan-kelemahan dan
kekurangan-kekurangan mereka, begitu di hantui sehingga mereka mengalihkan
waktu dan energi dari hal-hal yang lebih konstuktif.
3. Bertidak secara spontan dan
alamiah, tidak dibuat-buat
Pengaktualisasian diri bertingkah
laku secara terbuka dan langsung tanpa berpura-pura. Kita dapat mengatakan
bahwa orang-orang ini bertingkah laku secara kodrati yakni sesuai dengan kodrat
mereka.
Dalam situasi dimana ungkapan
perasaan yang wajar dan jujur dapat menyakitkan orang lain, atau dimana hal
tersebut tidak penting, maka untuk sementara mereka mengekang persaaan-perasaan
itu. Jadi, mereka tidak sengaja menjadi tidak konvensional atau memberontak,
mereka tidak mau mencari kesenangan dalam mencemoohkan dengan sengaja
aturan-aturan dan adapt-adat social. Akan tetapi dalam situasi di mana menaruh
hormat kepada kebiasaan social mengganggu apa yang dianggap penting oleh
orang-orang yang sehat, mereka tidak ragu menentang kebiasaan tersebut. Lagi
pula mereka sendiri adalah wajar dan sederhana, merasa yakin dan aman, serta tidak
konvensioanal dengan tidak bersikap agresif dan memberontak.
4. Memusatkan pada masalah-masalah
bukan pada perseorangan
Orang yang mengaktualisasikan diri
mencintai pekerjaan mereka dan berpendapat bahwq pekerjaan itu tentu saja cocok
untuk mereka. Pekerjaan mereka adalah sesuatu yang ingin mereka lakukan; tentu,
sesuatu yang harus mereka lakuakn tidak semata-mata suatu pekerjaan untuk
mendapat penghasilan.
Mereka tidak melakukan pekerjaan
untuk mendapatkan uang,popularitas atau kekuasaan, tetapi karena pekerjaan itu
memuaskan metakebutuhan. Menantang dan mengembangakan kemampuan-kemempuan
mereka, menyebabkan mereka bertumbuh sampai pada tingkat potensi mereka yang
paling, dan membantu merumuskan pengertian mereka tentang diri mereka siapa dan
apa.
5. Memiliki kekuasaan dan tidak
bergantung pada orang lain
Orang-orang yang mengaktualisasikan
diri memiliki suatu kebutuhan yang kuat untuk pemisahan dan kesunyian. Mereka
tidak tergantung pada orang-orang lain untuyk kepuasan mereka dan dengan
demikian mungkin mereka menjauhkan diri dan tidak ramah. Tingkah laku dan
perasaan meeka sangatt egosentris dan terarah kepada dir mereka sendiri.
Sebaliknya, orang-orang neuorotis
biasanya snagat emosional tergantung pada orang-orang lain untuk kepuasan
dimana mereka tidak mampu menghasilkan untuk diri mereka.
6. Memiliki ruang untuk diri pribadi
Pengaktualisasian diri untuk
berfungsi secara otonom terhadap lingkungan social dan fisik.
Kepribadian-kepribadian yang sehat dapat berdiri sendiri dan tingkat otonomi
mereka yang tinggi menaklukan mereka, agak tidak mempan terhadap krisis atau
kerugian. Kemalangan-kemalangan yang dapat mengahncurkan orang-orang yang sehat
mungkin hamper tidak dirasakan oleh mereka. Mereka mempertahankan suatu
ketenangan dasar di tengah apa yang dilihat oleh orang-orang yang kurang sehay
sebagai malapetaka.
7. Menghargai dan terbuka akan
pengalaman-pengalaman dan kehidupan baru
Menghargai pengalaman-pemgalaman
tertentu bagaimanapun seringnya pengalaman itu terulang, dengan suatu perasaan
kenikmatan yang segar, perasaan terpesona dan kagum. Suatu pandangan yang bagus
atau menyegarkan terhadap dorongan setiap hari untuk bekerja. Sebagai
akibatnya, mereka merasa kurang pasti, tetapi senantiasa berterima kasih
terhadap apa yang mereka miliki dan dapat mereka alami.
8. Memiliki pengalaman-pengalaman
yang memuncak
Dimana orang-orang yang
mengaktualisasikan diri mengalami ekstase, kebahagiaan, perasaan terpesona yang
hebat dan meluap-luap, sama seperti pengalaman-pengalaman keagamaan yang
mendalam.
Maslow menunjukan bahwa tidak semua
pengalaman puncak itu sangat kuat; dapat juga ada pengalaman- pengalaman yang
ringan. Pengalaman- pengalaman yang ringan ini kadang- kadang dapat terjadi
pada kita semua. Akan tetapi individu yang lebih sehat memiliki pengalaman-pengalaman
puncak lebih sering dari pada orang- orang biasa, dan mungkin sering kali
terjadi setiap hari.
9. Memiliki identitas sosial dan
minat sosial yang kuat
Pengaktualisasian diri memiliki
perasaan empati dan afeksi yang sangat kuat dan dalam terhadap semua manusia,
juga suatu keinginan untuk membantu kemanusiaan.. Mereka adalah anggota dari
satu keluarga (manusia) dan memiliki suatu perasaan persaudaraan dengan setiap
anggota lain dalam keluarga.
Orang- orang yang sehat mengetahui
bahwa mereka dapat mencapai hal- hal dengan lebih baik daripada orang-orang
lain dan bahwa mereka melihat dan memahamii hal- hal itu dengan lebih
jelas.mereka mungkin kerapkali merasa tertekan atau marah karena tingkah laku
orang- orang lain yang bodoh, lemah, atau kasar tetapi mereka cepat memahami
dan memaafkannya.
10. Memiliki relasi yang akrab
dengan beberapa teman
Mampu mengadakan hubungan yang lebih
kuat dengan orang- orang lain daripada orang- orang yang memiliki kesehatan
jiwa yang biasa.mereka memiliki cinta yang lebih besar dan persahabatan yang
lebih dalam, dan identifikasi yang lebih sempurna dengan individu-individu
lain.
Meskipun orang- orang yang akrab
dengan mereka adalah kecil, namun aktualisasi diri berbudi baik dan sabar
terhadap orang- orang lain, khusunya terhadap anak- anak.mereka membenci dan
kejam terhadap orang yang kritis, congkak atau sombong.
Cinta mereka bukan cinta yang egoistic, dimana membari cinta sekurang- kurangnya sama pentingnya dengan menerima cinta dimana perhatian seseorang terhadap pertumbuhan dan perkembangan orang lain adalah sebanyak perhatian terhadap pertumbuhan diri sendiri.
Cinta mereka bukan cinta yang egoistic, dimana membari cinta sekurang- kurangnya sama pentingnya dengan menerima cinta dimana perhatian seseorang terhadap pertumbuhan dan perkembangan orang lain adalah sebanyak perhatian terhadap pertumbuhan diri sendiri.
11. Mengarah pada nilai-nilai
demokratis
Orang yang sehat membiarkan dan
menerima semua orang tanpa memperhatkan kelas social, tingkat pendidikan,
golongan politik atau agama, ras, atau warna kulit.mereka sangat siap
mendengarkan atau belajar dari dari siapa saja yang dapat mengajarkan sesuatu
kepada mereka.
12. Memiliki nilai-nilai moral yang
tangguh
Dapat membedakan dengan jelas antara
sarana dan tujuan. Bagi mereka, tujuan atau cita- cita jauh lebih penting
daripada sarana untuk mencapainya.mereka juga sanggup membedakan antara baik
dan buruk, benar dan salah. Orang yang kurang sehat kerapkali bingung atau
tidak konsisten dalam hal- hal etis, terombang- ambing, atu berganti-ganti
antara benar dan salah menurut keuntungannya.
13. Memiliki rasa humor yang tinggi
Orang-orang yang kurang sehat
menertawakan 3 macam humor, humor permusuhan yang menyebabkan seseorang merasa
sakit, humor superioritas yang mengambil keuntungan dari rasa rendah diri dari
orang lain atau kelompok dan humor pemberontakan terhadap penguasa yang
berhubungan dengan suatu situasi Oedipus atau percakapan cabul. Humor
pengaktualisasi-pengaktualisasi diri bersifat filosofis, humor yang menertawakan
manusia, pada umumnya, tetapi bukan kepada seseorang yang khusus. Humor ini
kerap kali bersifat intruktif, yang dipakai langsung kepada hal yang dituju dan
juga menyimpulkan tertawa
14. Menemukan hal-hal baru, ide-ide
segar, dan kreatif
Kreatifitas merupakan suatu sifat
yang diharapkan seseorang dari pengaktualisasi- pengaktualisaasi diri mereka
adalah asli, inventif, dan inovatif, meskipun tidak selalu dalam pengertian
menghasilkan suatu karya seni. Maka kreatifitas lebih merupakan suatu sikap, suatu
ungkapan kesehatan psikologis dan lebih mengenai cara bagaimana kita mengamati
dan beraksi terhadap dunia dan bukan mengenai hasil-hasil yang sudah selesai
dari suatu karya seni.
15. Memiliki integritas tinggi yang
total
Pengaktualisasi – pengaktualisasi
diri dapat berdiri sendiri atau pun otonom, mampu melawan dengan baik pengaruh-
pengaruh social, untuk berpikir atau bertindak menurut cara- cara tertentu.
Akan tetapi mereka tidak terus terang menenrang kebudayaan. Daftar
kualitas-kualitas pribadi yang hebat ini mungkin tampaknya seperti suatu
pernyataan yang berlebihan atau karikatur dari kepribadian yang sangat sehat.
D. Erich Fromm
Fromm
melihat kepribadian hanya sebagai suatu produk kebudayaan. Karena itu dia
percaya bahwa kesehatan jiwa harus di definisikan menurut bagaimna baik nya
masyarakat menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan dasar semua individu,
bukan menurut bagaimana baiknya individu-individu menyesuaikan diri dengan
masyarakat. Karena itu kesehatan psikologis tidak begitu banyak merupakan usaha
masyarakat. Faktor kunci ialah bagaimana suatu masyarakat memuaskan secukupnya
kebutuhan-kebutuhan manusia.
a) Suatu masyarakat yang tidak sehat
atau sakit menciptakan permusuhan, kecurigaan, ketidakpercayaan dalam
anggota-anggotanya, dan merintangi pertumbuhan penuh dari setiap individu.
Suatu masyarakat yang sehat membiarkan anggota-anggotanya mengembangkan cinta
satu sama lain, menjadi produktif yang kreatif, mempertajam dan memperhalus
tenaga pikiran dan objektivitasnya dan mempermudah timbulnya individu-individu
yang berfungsi sepenuhnya. Tetapi apabila kekuatan-kekuatan sosial mencampuri
kecenderungan kodrati untuk pertumbuhan, akibatnya ialah tingkah laku irasional
dan neurotis, masyarakat-masyarakat yang sakit menghasilkan orang-orang yang
sakit.
b) Fromm melukiskan hakikat keadaan
manusia sebagai kesepian dan ketidakberartian. Menurut Fromm, kita adalah
makhluk yang unik dan kesepian. Sebagai akibat evolusi kita dari
binatang-binatang yang lebih rendah, kita tidak lagi bersatu dengan alam, kita
telah mengatasi alam. Tidak seperti tingkah laku binatang, tingkah laku kita
tidak terikat pada mekanisme-mekanisme instinktif. Akan tetapi perbedaan yang
sangat penting antara manusia dan binatang yang lebih rendah terletak pada
kemampuan kita akan kesadaran diri, pikiran, dan khayal. Kita mengetahui bahwa
kita akhirnya tidak berdaya, kita akan mati, dan terpisah dari alam.
c) Dorongan Kepribadian yang sehat.
Sebagai organisme yang hidup, kita didorong untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan
fisiologis dasar akan kelaparan, kehausan, dan seks. Apa yang penting dalam
mempengaruhi kepribadian ialah kebutuhan-kebutuhan psikologis. Semua manusia
sehat dan tidak sehat didorong oleh kebutuhan-kebutuhan tersebut, perbedaan
antara mereka terletak dalam cara bagaimana kebutuhan-kebutuhan ini dipuaskan.
Orang-orang yang sehat memuaskan kebutuhan-kebutuhan psikologis secara kreatif
dan produktif. Orang-orang yang sakit memuaskan kebutuhan-kebutuhan tersebut
dengan cara-cara irasional.
d) Fromm mengemukakan lima kebutuhan
yang berasal dari dikotomi kebebasan dan keamanan :
1.
Hubungan
2.
Trasendensi
3. Berakar
4.
Perasaan identitas
5.
Kerangka orientasi
Kepribadian Produktif menurut Fromm:
1) Cinta yang produktif,
Karena cinta yang produktif
menyangkut empat sifat yang menantang perhatian, tanggung jawab, respek dan
pengetahuan. Mencintai orang-orang lain berarti memperhatikan (dalam pengertian
memelihara mereka), sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan mereka, dan
membantu pertumbuhan dan perkembangan mereka. Hal ini berarti memikul tanggung
jawab untuk orang-orang lain, dalam pengertian mau mendengarkan
kebutuhan-kebutuhan mereka juga orang-orang yang dicintai dipandang dengan
respek dan menerima individualitas mereka, mereka dicintai menurut siapa dan
apa adanya. Dan untuk menghormati mereka, kita harus memiliki pengetahuan penuh
terhadap mereka, kita harus memahami mereka siapa dan apa secara objektif.
2) Pikiran yang produktif,
Pikiran yang produktif meliputi
kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas. Pemikir produktif didorong oleh
perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pemikir yang produktif dipengaruhi
olehnya dan memperhatikannya. Fromm percaya bahwa semua penemuan dan wawasan
yang hebat melibatkan pikiran objektif, dimana pemikir-pemikir didorong oleh
ketelitian, dan perhatian untuk menilai secara objektif seluruh masalah.
3) Kebahagiaan,
Orang-orang yang produktif ialah
orang-orang yang berbahagia. Fromm menulis bahwa suatu perasaan kebahagian
merupakan bukti bagaimana berhasilnya seseorang “dalam seni kehidupan”.
Kebahagiaan merupakan prestasi (kita) yang paling hebat. Fromm membedakan dua
tipe suara hati otoriter dan suara hati humanistis.
4) Suara hati.
Suara hati otoriter adalah penguasa
dari luar yang diinternalisasikan, yang memimpin tingkah laku orang itu.
Penguasa itu dapat berupa orang tua, Negara, atau suara kelompok lainnya yang
mengatur tingkah laku melalui ketakutan orang itu terhadap hukuman karena
melanggar kode moral dari penguasa. Suara hati humanistis ialah suara dari diri
dan bukan dari suatu perantara dari luar. Pedoman kepribadian sehat untuk
tingkah laku bersifat internal dan individual. Orang bertingkah laku sesuai
dengan apa yang cocok untuk berfungsi sepenuhnya dan menyingkap seluruh
kepribadian, tingkah laku-tingkah laku yang menghasilkan rasa persetujuan dan
kebahagiaan dari dalam. Jadi, kepribadian yang sehat dan produktif memimpin dan
mengatur diri sendiri.
Sumber:
Schultz, D. (1991). Psikologi
Pertumbuhan : Model-model Kepribadian Sehat. Alih bahasa
: Yustinus. Yogya : Kanisius
Hall, S. (1993). Teori-teori
Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta : Kanisius
Schultz, Duane. 1991. Psikologi
Pertumbuhan. Yokyakarta : KANISUS
all S. Calvin, dan Gardner Lindzey.
1993. Teori-Teori Sifat dan Behavioristik. Yogyakarta: Kanisius
0 komentar:
Posting Komentar