CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Selasa, 29 Oktober 2013

TUGAS 1




 PERTEMUAN 2
PENGORGANISASIAN STRUKTUR MANAJEMEN

A. Definisi Pengorganisasian
     Argandona (2003) menyebutkan organisasi sebagai sekelompok orang yang bekerja secara terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama melalui suatu wadah tertentu.
   Bagi organisasi, orang-orang merupakan sumber utama pengetahuan, yang mana pengetahuan ini akan didistribusikan, dipertukarkan, dan disempurnakan melalui interaksi antar anggota, untuk mencapai tujuan organisasi (Deng dan Tsacle, 2003).
   Melalui pembelajaran, manusia akan menjalani proses pengembangan karakter yang memberdayakan seluruh potensi yang dimiliki (Berkowitz dan Bier, 2004). Dalam konteks ini, partisipasi aktif setiap anggota organisasi dalam proses pembelajaran akan merepresentasikan organisasi pembelajar (Winter, 2000).
    Jadi pengorganisasian adalah sekelompok orang yang bekerjasama yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama melalui pembelajaran.

B. Definisi Struktur Organisasian
      Penelitian (Sudharatna dan Lie, 2004; Tjakraatmadja, 2006) tentang organisasi pembelajar pada industri jasa telepon seluler (mobile phone) Thailand menunjukkan korelasi positif antara karakteristik organisasi pembelajar dengan kesigapan organisasi untuk berubah. Selain itu, penelitian ini, memaparkan karakteristik organisasi pembelajar, yang meliputi culture value, leadership commitment and empowerment, communication, employee characteristics dan performance upgrading. Hasil temuan ini mengindikasikan bahwa sebuah organisasi yang memiliki karakteristik organisasi pembelajar yang kuat juga memiliki tingkat yang tinggi dalam kesiapan organisasi untuk berubah.Hasil
temuan ini memperkuat pernyataan bahwa penting bagi sebuah organisasi untuk berkembang menjadi organisasi pembelajar agar mampu tetap bertahan dalam
lingkungan bisnis yang mengalami perubahan.Konsep disiplin organisasi pembelajar Senge ini sejalan dengan konsep Argyris (1999) yang mengemukakan bahwauntuk membangun organisasi pembelajar dibutuhkan manusia-manusia yang memiliki kompetensi tinggi.

C. Pengorganisasian Sebagai Fungsi Manajemen
         Organisasi sebagai fungsi manajemen adalah organisasi memberi langkah-langkah kepada manajemen untuk melaksanakan kegiatan dan fungsi manajemen.Organisasi atau pengorganisasian dapat dirumuskan sehingga keseluruhan aktivitas manajemen di dalam mengelompokkan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan tercapainya aktifitas-aktifitas manajemen yang sebelumnya telah ditentukan terlebih dahulu.
                    Dimana yang dimaksudkan dengan fungsi-fungsi manajemen itu adalah sebagai berikut:  
Forecasting, Planning termasuk budgeting, Organizing, Staffing atau assembling resources, Directing atau commanding, Leading, Coordinating, Motivating, Controlling and Reporting

Referensi:
Stephen P. Robins& Mary Coulter, 1999.Manajemen, edisi Indonesia, jilid 1 dan 2.PT.      Prehellindo, Jakarta.
Argandoña, Antonio. 2003. Fostering Values in Organizations.
Journal of Business Ethics, Vol. 45, No. ½, 15th Annual Eben
Conference: “Sustaining Humanity Beyond Humanism” (June).
Argyris, Chris. 1999. On Organization Learning, Williston, Vermont,
USA: Blackwell Publication.
e-learning gunadarma Dasar-dasar manajemen


ACTUATING MANAJEMEN

A.       Definisi Actuating

Actuating adalah menggerakkan orang (bawahan) agar supaya mau bekerja dengan sendirinya atau dengan  penuh kesadaran untuk secara bersama-sama mencapai tujuan yang dikehendaki. Actuating berarti pendorongan semangat kerja dan penjurusana aktivitas bawahan agar menuju kepada maksud yang dikehendaki dan rencana yang tekah ditetapkan. Jika manajer melakukan aktifitas ini, berarti ia harus membangkitkan semangat kerja bawahan, memelihara semangat tersebut, mendorong dan menjuruskan kea rah timbulnya aktivitas yang positif dengan melakukan pembibingan yang aktif, memberi perintah-perintah kerja, penugasan-penugasan, sehingga semua aktivitas bawahan benar-benar menjurus kearah maksud yang dikehendaki serta rencana yang telah ditetapkan dalam organisasi yang bersangkutan.

B.        Pentingnya Actuating
Pertama, adalah melakukan pengarahan (commanding), bimbingan (directing) dan komunikasi (communication) (Nawawi, 2000:95). Dijelaskan pula bahwa pengarahan dan bimbingan adalah kegiatan menciptakan, memelihara, menjaga/mempertahankan dan memajukan organisasi melalui setiap personil, baik secara struktural maupun fungsional, agar langkah operasionalnya tidak keluar dari usaha mencapai tujuan organisasi (Nawawi, 2000 : 95). Kedua, penggerakan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya. 

C.       Prinsip Actuating
Menurut Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam penggerakan/actuating antara lain:
·        Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya
·        Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
·        Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
·        Menghargai hasil yang baik dan sempurna
·        Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
·        Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
·        Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya

Referensi: 
Mulyono.2008. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 
Actuating dalam wanvisioner.blogspot.com/2009/05/poac-planning-organizing-actuating-and.html diakses tanggal 30Oktober 2013 pukul 09.32 WIB.  


MENGENDALIKAN FUNGSI MANAJEMEN

1.      Definisi Mengendalikan (Controlling)
Controlling atau pengawasan dan pengendalian (wasdal) adalah proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi.
Controlling atau pengawasan adalah fungsi manajemen dimana peran dari personal yang sudah memiliki tugas, wewenang dan menjalankan pelaksanaannya perlu dilakukan pengawasan agar supaya berjalan sesuai dengan tujuan, visi dan misi perusahaan. Di dalam manajemen perusahaan yang modern fungsi control ini biasanya dilakukan oleh divisi audit internal.
Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi manajemen yang lain, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. Dalam hal ini, Louis E. Boone dan David L. Kurtz (1984) memberikan rumusan tentang pengawasan sebagai: “the process by which manager determine wether actual operation are consistent with plans”.
Sementara itu, Robert J. Mocker sebagaimana disampaikan oleh T. Hani Handoko (1995) mengemukakan definisi pengawasan yang di dalamnya memuat unsur esensial proses pengawasan, bahwa: “pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan – tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan”.
Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai.Apabila terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya.
Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa proses pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu:
a.   penetapan standar pelaksanaan;
b.  penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan;
c.  pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata;
 d.  pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan penyimpangan-penyimpangan
e.  pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan.

B. Langkah-langkah dalam Controlling
PROSES PENGENDALIAN DILAKUKAN SECARA BERTAHAP DENGAN LANGKAH-LANGKAH BERIKUT : 
1. Menentukan Standar-standar yang Akan Digunakan Dasar Pengendalian 
2. Mengukur Pelaksanaan Atau Hasil Yang Telah Dicapai 
3. Membandingkan Pelaksanaan Atau Hasil Dengan Standar Dan Menentukan Penyimpangan Bila Ada 
4. Melakukan Tindakan Perbaikan, Jika Terdapat Penyimpangan Agar Pelaksanaan Dan Tujuan Sesuai Dengan Rencana


C. Tipe-tipe Controling
  • Internal Control (Pengendalian Intern)
       adalah pengendalian yang dilakukan oleh seorang atasan kepada bawahannya.
  • External Control (Pengendalian Ekstern)
          adalah pengendalian yang dilakukan oleh pihak luar.
  • Formal Control (Pengendalian Resmi)  adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh instansi atau pejabat resmi dan dapat dilakukan secara intern maupun ekstern, misalnya pemeriksaan keuangan oleh BPK terhadap BUMN.
  • Informal Control (Pengendalian Konsumen)  adalah Penilaian yang dilakukan oleh masyarakat atau konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung.

D. Kontrol Proses Manajemen
Proses pengendalian manajemen adalah kegiatan yang digunakan  oleh seluruh manajemen untuk menjamin bahwa anggota organisasi bawahan yang disupervisi  akan mengimplementasikan strategi yang ditetapkan


Referensi
T. Hani Handoko. 1995. Manajemen. Edisi kedua. Yogyakarta: BPFE.
Halim,Abdul dkk.2003.Sistem Pengendalian Manajemen Edisi Revisi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN
http://spm99.blogspot.com/2009/11/hakekat-sistem-pengendalian-manajemen.html

0 komentar:

Posting Komentar