PENGORGANISASIAN
STRUKTUR MANAJEMEN
A. Definisi
Pengorganisasian
Bagi organisasi, orang-orang
merupakan sumber utama pengetahuan, yang mana pengetahuan ini akan
didistribusikan, dipertukarkan, dan disempurnakan melalui interaksi antar
anggota, untuk mencapai tujuan organisasi (Deng dan Tsacle, 2003).
Melalui pembelajaran, manusia akan
menjalani proses pengembangan karakter yang memberdayakan seluruh potensi yang
dimiliki (Berkowitz dan Bier, 2004). Dalam konteks ini, partisipasi aktif
setiap anggota organisasi dalam proses pembelajaran akan merepresentasikan
organisasi pembelajar (Winter, 2000).
Jadi pengorganisasian adalah
sekelompok orang yang bekerjasama yang saling berinteraksi untuk mencapai
tujuan bersama melalui pembelajaran.
B. Definisi
Struktur Organisasian
Penelitian (Sudharatna dan Lie,
2004; Tjakraatmadja, 2006) tentang organisasi pembelajar pada industri jasa
telepon seluler (mobile phone) Thailand menunjukkan korelasi positif antara
karakteristik organisasi pembelajar dengan kesigapan organisasi untuk berubah.
Selain itu, penelitian ini, memaparkan karakteristik organisasi pembelajar,
yang meliputi culture value, leadership commitment and empowerment,
communication, employee characteristics dan performance upgrading. Hasil temuan
ini mengindikasikan bahwa sebuah organisasi yang memiliki karakteristik organisasi
pembelajar yang kuat juga memiliki tingkat yang tinggi dalam kesiapan
organisasi untuk berubah.Hasil
temuan ini memperkuat pernyataan bahwa penting bagi sebuah organisasi untuk berkembang menjadi organisasi pembelajar agar mampu tetap bertahan dalam
lingkungan bisnis yang mengalami perubahan.Konsep disiplin organisasi pembelajar Senge ini sejalan dengan konsep Argyris (1999) yang mengemukakan bahwauntuk membangun organisasi pembelajar dibutuhkan manusia-manusia yang memiliki kompetensi tinggi.
temuan ini memperkuat pernyataan bahwa penting bagi sebuah organisasi untuk berkembang menjadi organisasi pembelajar agar mampu tetap bertahan dalam
lingkungan bisnis yang mengalami perubahan.Konsep disiplin organisasi pembelajar Senge ini sejalan dengan konsep Argyris (1999) yang mengemukakan bahwauntuk membangun organisasi pembelajar dibutuhkan manusia-manusia yang memiliki kompetensi tinggi.
C. Pengorganisasian
Sebagai Fungsi Manajemen
Organisasi sebagai fungsi
manajemen adalah organisasi memberi langkah-langkah kepada manajemen untuk
melaksanakan kegiatan dan fungsi manajemen.Organisasi atau pengorganisasian
dapat dirumuskan sehingga keseluruhan aktivitas manajemen di dalam
mengelompokkan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta
tanggung jawab masing-masing dengan tujuan tercapainya aktifitas-aktifitas
manajemen yang sebelumnya telah ditentukan terlebih dahulu.
Dimana yang dimaksudkan dengan fungsi-fungsi
manajemen itu adalah sebagai berikut:
Forecasting, Planning termasuk budgeting, Organizing, Staffing atau assembling resources, Directing atau commanding, Leading, Coordinating, Motivating, Controlling and Reporting
Forecasting, Planning termasuk budgeting, Organizing, Staffing atau assembling resources, Directing atau commanding, Leading, Coordinating, Motivating, Controlling and Reporting
Referensi:
Stephen P. Robins& Mary
Coulter, 1999.Manajemen, edisi
Indonesia, jilid 1 dan 2.PT. Prehellindo,
Jakarta.
Argandoña, Antonio. 2003. Fostering Values in Organizations.
Journal of Business Ethics, Vol. 45, No. ½, 15th Annual Eben
Conference: “Sustaining Humanity Beyond Humanism” (June).
Argyris, Chris. 1999. On Organization Learning, Williston, Vermont,
USA: Blackwell Publication.
Journal of Business Ethics, Vol. 45, No. ½, 15th Annual Eben
Conference: “Sustaining Humanity Beyond Humanism” (June).
Argyris, Chris. 1999. On Organization Learning, Williston, Vermont,
USA: Blackwell Publication.
e-learning gunadarma Dasar-dasar manajemen
ACTUATING MANAJEMEN
A.
Definisi Actuating
Actuating adalah menggerakkan orang (bawahan) agar
supaya mau bekerja dengan sendirinya atau dengan penuh kesadaran untuk
secara bersama-sama mencapai tujuan yang dikehendaki. Actuating berarti pendorongan semangat kerja dan
penjurusana aktivitas bawahan agar menuju kepada maksud yang dikehendaki dan
rencana yang tekah ditetapkan. Jika manajer melakukan aktifitas ini, berarti ia
harus membangkitkan semangat kerja bawahan, memelihara semangat tersebut,
mendorong dan menjuruskan kea rah timbulnya aktivitas yang positif dengan
melakukan pembibingan yang aktif, memberi perintah-perintah kerja,
penugasan-penugasan, sehingga semua aktivitas bawahan benar-benar menjurus
kearah maksud yang dikehendaki serta rencana yang telah ditetapkan dalam
organisasi yang bersangkutan.
B.
Pentingnya Actuating
Pertama, adalah melakukan pengarahan
(commanding), bimbingan (directing) dan komunikasi (communication) (Nawawi, 2000:95).
Dijelaskan pula bahwa pengarahan dan bimbingan adalah kegiatan menciptakan,
memelihara, menjaga/mempertahankan dan memajukan organisasi melalui setiap
personil, baik secara struktural maupun fungsional, agar langkah operasionalnya
tidak keluar dari usaha mencapai tujuan organisasi (Nawawi, 2000 : 95). Kedua,
penggerakan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan
menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar
setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran,
tugas dan tanggung jawabnya.
C. Prinsip
Actuating
Menurut Kurniawan (2009)
prinsip-prinsip dalam penggerakan/actuating antara lain:
· Memperlakukan
pegawai dengan sebaik-baiknya
· Mendorong
pertumbuhan dan perkembangan manusia
· Menanamkan
pada manusia keinginan untuk melebihi
· Menghargai
hasil yang baik dan sempurna
· Mengusahakan
adanya keadilan tanpa pilih kasih
· Memberikan
kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
· Memberikan
dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya
Referensi:
Mulyono.2008.
Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Actuating
dalam wanvisioner.blogspot.com/2009/05/poac-planning-organizing-actuating-and.html
diakses tanggal 30Oktober 2013 pukul 09.32 WIB.
MENGENDALIKAN
FUNGSI MANAJEMEN
1. Definisi
Mengendalikan (Controlling)
Controlling
atau pengawasan dan pengendalian (wasdal) adalah proses untuk mengamati secara
terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah
disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi.
Controlling
atau pengawasan adalah fungsi manajemen dimana peran dari personal yang sudah memiliki
tugas, wewenang dan menjalankan pelaksanaannya perlu dilakukan pengawasan agar
supaya berjalan sesuai dengan tujuan, visi dan misi perusahaan. Di dalam
manajemen perusahaan yang modern fungsi control ini biasanya dilakukan oleh
divisi audit internal.
Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah
pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi manajemen yang lain, tidak akan
efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. Dalam hal ini, Louis E. Boone dan
David L. Kurtz (1984) memberikan rumusan tentang pengawasan sebagai: “the
process by which manager determine wether actual operation are consistent with
plans”.
Sementara itu, Robert J. Mocker sebagaimana disampaikan
oleh T. Hani Handoko (1995) mengemukakan definisi pengawasan yang di dalamnya
memuat unsur esensial proses pengawasan, bahwa: “pengawasan manajemen adalah
suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan –
tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan
kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan
mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang
diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan
dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan
perusahaan”.
Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang
berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan
rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai.Apabila terjadi
penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang
diperlukan untuk mengatasinya.
Selanjutnya
dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa proses pengawasan memiliki lima tahapan,
yaitu:
a. penetapan
standar pelaksanaan;
b.
penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan;
c. pengukuran
pelaksanaan kegiatan nyata;
d. pembandingan
pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan penyimpangan-penyimpangan
e. pengambilan
tindakan koreksi, bila diperlukan.
B.
Langkah-langkah dalam Controlling
PROSES PENGENDALIAN
DILAKUKAN SECARA BERTAHAP DENGAN LANGKAH-LANGKAH BERIKUT :
1. Menentukan Standar-standar yang Akan Digunakan
Dasar Pengendalian
2. Mengukur Pelaksanaan Atau Hasil Yang Telah
Dicapai
3. Membandingkan Pelaksanaan Atau Hasil Dengan
Standar Dan Menentukan Penyimpangan Bila Ada
4. Melakukan Tindakan Perbaikan, Jika Terdapat
Penyimpangan Agar Pelaksanaan Dan Tujuan Sesuai Dengan Rencana
C.
Tipe-tipe Controling
- Internal
Control (Pengendalian Intern)
adalah pengendalian yang dilakukan oleh seorang atasan kepada bawahannya.
- External
Control (Pengendalian Ekstern)
adalah
pengendalian yang dilakukan oleh pihak luar.
- Formal
Control (Pengendalian Resmi) adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh
instansi atau pejabat resmi dan dapat dilakukan secara intern maupun
ekstern, misalnya pemeriksaan keuangan oleh BPK terhadap BUMN.
- Informal Control (Pengendalian Konsumen) adalah
Penilaian yang dilakukan oleh masyarakat atau konsumen baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Proses pengendalian manajemen adalah
kegiatan yang digunakan oleh seluruh manajemen untuk
menjamin bahwa anggota organisasi bawahan yang disupervisi akan
mengimplementasikan strategi yang ditetapkan
Referensi
T. Hani Handoko. 1995. Manajemen. Edisi
kedua. Yogyakarta: BPFE.
Halim,Abdul
dkk.2003.Sistem Pengendalian Manajemen Edisi Revisi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN
http://spm99.blogspot.com/2009/11/hakekat-sistem-pengendalian-manajemen.html
0 komentar:
Posting Komentar